I am not pursuing happiness anymore.
Dalam kehidupan yang sementara di dunia ini pasti setiap orang ingin mendapatkan sesuatu yang dinamakan kebahagiaan. Iya kan? Mau ngapain lagi kalo gak bahagia? Kenapa juga susah-susah menderita, kesakitan? Aku mungkin bukan yang pertama kali mengakui fakta ini, karena saat kita melihat di sekitar kita, mereka semua sibuk mencari kebahagiaan mereka sendiri.
Bahagia bagi tiap orang bisa berbeda-beda. Melihatku mendapat beasiswa ke luar negeri dan berkuliah tanpa biaya membuat Ibuku bahagia. Bisa pulang ke rumah untuk 3 hari berkelon bersama bisa membuat aku dan kakakku bahagia. Ada juga yang dengan membeli barang bermerk mahal bisa membuat mereka bahagia. Ada juga yang bahagia bila melihat gebetannya bahagia *ehhh baper.
Intinya tolok ukur kebahagiaan tiap orang itu beda-beda, tergantung di fase hidup mana kita berada dan itu selalu berubah-ubah tanpa kita sadari. Misal saat kita kecil kita merasa bahagia kalau diajak berekreasi keluar kota atau pulang kampung ke desa bersama keluarga, namun saat kita beranjak dewasa tujuan kita adalah mengajak keluarga beliburan keluar negeri atau semacamnya. Seakan-akan kebahagiaan itu tidak pasti, tidak pernah puas, dan enggan untuk disudahi.
Aku bukan pengamat, tapi aku suka mengamati hal-hal baru yang ada di sekitarku.
Pernah aku membaca kutipan dari Emerson yang berbunyi begini :
Nah, selama beberapa hari kutipan tersebut selalu menghantui pikiranku, beberapa hari pula aku tak bisa tidur nyenyak. Bagaiamana tidak, motto Chris Gardner "Pursuit of Happyness" sudah kupasang di bio setiap media sosialku sejak aku pertama melihat film biografinya di tahun 2013.
Aku sadar ada beberapa hal yang membuat kita bahagia, contohnya:
Lalu esensinya apa?
Kita melakukan rutinitas yang sama tiap harinya, misal bangun pagi, sarapan, pergi ke sekolah dan bekerja, makan siang, berbelanja, dll. Hal tersebut terdengar sangat membosankan,kan?
Setelah beberapa waktu aku sadar dan terbangun bahwa dalam hidup itu ternyata bukan hanya untuk mecari kebahagiaan tapi apakah kita sadar bahwa hidup kita sudah berguna bagi orang lain? Apakah kalian pernah membuat atau melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat? Dan dengan ini aku sadar dan akhirnya berhenti mengejar-ngejar kebahagianku lagi.
Pasti terdengar berat dan susah, kan? But it's actually simpler than you ever thought.
You don't have to change the world to make you usefull for others.
Untuk menjadi seseorang yang berguna dan juga bahagia, berikut ada 6 hal yang menurutku bisa membantu kalian menjadi berguna tapi juga tetap bahagia :
Kalian juga bisa menambahkan cara-cara untuk menjadi berguna dan bahagia menurut versi kalian sendiri, karena tidak ada batasan untuk melakukan hal baik dalam hidup yang berguna bagi orang banyak.
gambar dari : Darius Foroux.
Bahagia bagi tiap orang bisa berbeda-beda. Melihatku mendapat beasiswa ke luar negeri dan berkuliah tanpa biaya membuat Ibuku bahagia. Bisa pulang ke rumah untuk 3 hari berkelon bersama bisa membuat aku dan kakakku bahagia. Ada juga yang dengan membeli barang bermerk mahal bisa membuat mereka bahagia. Ada juga yang bahagia bila melihat gebetannya bahagia *ehhh baper.
Intinya tolok ukur kebahagiaan tiap orang itu beda-beda, tergantung di fase hidup mana kita berada dan itu selalu berubah-ubah tanpa kita sadari. Misal saat kita kecil kita merasa bahagia kalau diajak berekreasi keluar kota atau pulang kampung ke desa bersama keluarga, namun saat kita beranjak dewasa tujuan kita adalah mengajak keluarga beliburan keluar negeri atau semacamnya. Seakan-akan kebahagiaan itu tidak pasti, tidak pernah puas, dan enggan untuk disudahi.
Aku bukan pengamat, tapi aku suka mengamati hal-hal baru yang ada di sekitarku.
Pernah aku membaca kutipan dari Emerson yang berbunyi begini :
“The purpose of life is not to be happy. It is to be useful, to be honorable, to be compassionate, to have it make some difference that you have lived and lived well.”
Nah, selama beberapa hari kutipan tersebut selalu menghantui pikiranku, beberapa hari pula aku tak bisa tidur nyenyak. Bagaiamana tidak, motto Chris Gardner "Pursuit of Happyness" sudah kupasang di bio setiap media sosialku sejak aku pertama melihat film biografinya di tahun 2013.
Aku sadar ada beberapa hal yang membuat kita bahagia, contohnya:
- Kita memiliki target dan kita berhasil meraihnya. Kita bahagia.
- Kita membeli sesuatu yang kita suka. Kita bahagia.
- Kita bisa berkumpul bersama keluarga atau teman baik kita. Kita bahagia.
- Kita menikah dengan orang yang kita cintai. Kita bahagia.
Lalu esensinya apa?
Kita melakukan rutinitas yang sama tiap harinya, misal bangun pagi, sarapan, pergi ke sekolah dan bekerja, makan siang, berbelanja, dll. Hal tersebut terdengar sangat membosankan,kan?
Setelah beberapa waktu aku sadar dan terbangun bahwa dalam hidup itu ternyata bukan hanya untuk mecari kebahagiaan tapi apakah kita sadar bahwa hidup kita sudah berguna bagi orang lain? Apakah kalian pernah membuat atau melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat? Dan dengan ini aku sadar dan akhirnya berhenti mengejar-ngejar kebahagianku lagi.
Pasti terdengar berat dan susah, kan? But it's actually simpler than you ever thought.
You don't have to change the world to make you usefull for others.
Untuk menjadi seseorang yang berguna dan juga bahagia, berikut ada 6 hal yang menurutku bisa membantu kalian menjadi berguna tapi juga tetap bahagia :
- Rapikan kamar tidurmu sendiri dan bantulah pekerjaan di rumah, dengan begitu orang tua kalian akan merasa terbantu dan mereka pasti jadi tambah sayang!
- Sapalah orang - orang yang kalian temui dengan senyuman. Mereka mungkin akan menghadapi hari yang berat, tapi dengan sedikit senyuman, it might be easy!
- Jadilah peka! Bila ada orang yang kebingungan atau kesusahan, tawarilah dia bantuanmu. Mungkin saja orang akan melakukan hal yang sama jika kamu yang kesusahan nanti.
- Dont be so optimistic, but be supportive! Menjadi pribadi yang optimis itu boleh, tapi jangan berlebihan. Hidup dalam tekanan tak akan memberi kebahagiaan, tapi menjadi suportif bisa membuatmu dan orang lain tetap semangat.
- Jangan ragu untuk meluangkan waktu untuk berkomunikasi! Sempatkanlah waktu untuk bercerita dan menjadi tempat sahabatmu untuk bercerita, karena suka dan duka yang kau alami terlalu menyedihkan untuk disimpan sendiri. Be open to others!
- Last but not least, don't be pathetic! Hal yang tidak mengenakkan sering datang, tapi selalu lihat sisi baiknya. Tetap sabar, bersyukur, dan bayangkan hal-hal indah yang banyak kau dapatkan daripada larut dalam kesedihan karena kegagalan atau nasib buruk.
Kalian juga bisa menambahkan cara-cara untuk menjadi berguna dan bahagia menurut versi kalian sendiri, karena tidak ada batasan untuk melakukan hal baik dalam hidup yang berguna bagi orang banyak.
Inti dari semuanya ialah bahwa aku akhirnya sadar bahwa kebahagian pribadi itu bukanlah sebuah tujuan final dalam hidup, tapi itu adalah sebuah "BONUS" dari proses-proses yang kita lakukan dalam rutinitas hidup kita jika dilakukan dengan ikhlas hati dan dapat berguna bagi orang banyak.
gambar dari : Darius Foroux.
Comments
Post a Comment